kisah dakwah KH.IDHAM CHALID

thumbnail


Sebuah Kisah menarik terdapat dalam Majalah Kesayangan warga NU,Aula edisi Maret 2017.Sebuah Kampung di Pedalaman Papua berhasil Di Islamkan Oleh Missi Islam,Sebuah Lembaga Dakwah yg dibentuk oleh Mantan Ketua Umum PBNU Almaghfurllah Dr.KH.Idham Chalid pada tahun 1963.Seorang Tokoh Islam asli pedalaman Papua saat itu meski telah menyatakan Syahadat namun Ia dan Sukunya masih begitu sulit meninggalkan tradisi dan adatnya dimana Hewan Babi yang jelas Haram hukumnya dalam Agama Islam,masih saja dikonsumsi oleh Mereka.Pun demikian halnya pada saat Peringatan Hari Besar Islam terutama saat Idul Adha.Mereka memilih menggunakan Hewan Babi sebagai Binatang Kurban.

Kontan saja,Kebiasaan mengkonsumsi dan menggunakan Daging Babi sebagai Hewan Kurban ini mendapat tentangan demikian keras dari Ulama.Berkali kali sang Tetua Suku yang Muallaf itu meminta pendapat dari para Ulama dan Tokoh Islam disana terkait hukum mengkonsumsi daging Babi yang amat sulit baginya dan sukunya Ia tinggalkan namun tetap saja jawaban yang Ia terima selalu sama. Haram !!

Suatu ketika,Ia bertemu dengan seorang Tokoh NU yang berasal dari Jawa dan Ia pun menumpahkan kegelisahan hatinya pada sang tokoh tersebut.Ia meminta keringanan jawaban dan Hukum terkait sulitnya meninggalkan kebiasaan mengkonsumsi daging Babi bagi diri dan sukunya itu.Di Luar dugaan,jawaban dari Tokoh NU asal Jawa itu begitu mengejutkan dirinya.Dengan nada lembut, sang Tokoh NU ini memperbolehkan kebiasaan mengkonsumsi daging Babi. " Untuk sementara Boleh tapi tahun depan,Kami akan membantu saudara dengan mengirimkan Babi Jawa untuk kalian konsumsi sebagai pengganti Babi yang selama ini kalian konsumsi itu ".Demikian jawaban bijak Tokoh NU ini.

Terima kasih...Terima kasih Pak Kyai.Kami siap menerima kiriman Babi Jawa dari Kyai,jawab sang Tokoh Suku asli Papua yg muallaf ini.Dan pada tahun berikutnya,janji Tokoh NU tersebut ditepati.Beberapa " Babi Jawa " alias Kambing dan sapi didatangkan sebagai pengganti kebiasaan mengkonsumsi Babi asli dan menggunakannya sebagai Kurban pada saat Idul Adha.Sang Tokoh atau pemimpin Suku yg muallaf bersama sukunya pun senang dan Tokoh NU asal Jawa yg bijak ini pun Dapat tersenyum riang :D ( Disarikan dari Penuturan Tony Wanggai,Tokoh NU Papua dan Kahar Yelipele,Ketua PCNU Jayapura dalam Majalah Aula Edisi Maret 2017 ).
______________________________________________________
Sikap Bijaksana,Keluwesan dalam Metode Berdakwah serta mampu menjaga perasaan Orang lain dapat dengan mudah kita temukan dalam Cerita Cerita dan kisah yang mengiringi Perjalanan Hidup dan Dakwah para Tokoh dan Kyai Kyai NU.Pola Berdakwah yang Toleran dan seimbang dalam penggunaan Nash Nash Agama ala para Kyai dan Tokoh NU demikian kental mengiringi langkah mereka dalam menghadapi ragam masalah yang diadukan oleh Umat kepada mereka. Kita jelas mengetahui dan memahami Bahwa Babi jelas Haram hukumnya dalam Islam tapi Bila Hukum Haram ini diterapkan secara langsung terhadap orang yang baru merangkak dan tertatih tatih langkahnya dalam memahami Hukum Agama,Bukankah hal demikian malah akan membuat mereka lari dan mungkin pula,Mereka bisa saja menjadi Antipati pada Agama kita ?? Tidakkah dengan demikian Missi Utama Islam yang paling utama yaitu memberikan keselamatan terhadap semua malah menjadi kabur pada akhirnya ? :D

Pola Berdakwah yang begitu lentur ala Kyai Kyai NU ini jelas bukan sekedar rekaan mereka sebagaimana tuduhan yang selama ini kerap dituduhkan oleh " Ikhwan Sebelah " yang dengan Pede-nya,mengumbar Bonus Penyesatan terhadap Orang lain.Di Tangan Golongan sebelah ini, Islam seakan menjadi sebuah Monumen yang Tidak berdaya.Ciri Khas Islam sebagai Agama yang dihiasi oleh sikap Bijaksana sebagaimana yang dahulu dicontohkan oleh Baginda Nabi seakan menjadi lenyap tanpa bekas.Islam Pas Bandrol alias Beragama Nihil Bonus,...hehehhehee

Suatu Hari,Baginda Nabi didatangi oleh Seorang Pemuda.Pemuda ini bertanya kepada Beliau,Duhai Rasulullah.Saya sanggup melaksanakan semua perintah Agama.tapi izinkan saya untuk tetap melaksanakan kebiasaan yang selama ini telah amat sering saya lakukan. Apa Itu ? Tanya Baginda Nabi. Izinkan Saya Mencuri Ya Rasulullah,jawab Pemuda ini.Mendengar jawaban Sang pemuda,Baginda Rasul hanya tersenyum.Mohon maaf,Belum ada Riwayat satupun yang menceritakan Baginda Nabi mengeluarkan kata Biadab,Sesat atau bahkan Haram terhadap Si Pemuda ini.Beliau hanya menjawab pertanyaan si pemuda dengan jawaban yg amat halus : Boleh.tapi satu hal yang Aku pesankan,Jujur ! Dimanapun Engkau berada,Peganglah kejujuran.

Satu pesan yang terkesan amat mudah dilaksanakan oleh Si Pemuda tapi justru,pesan yang amat mudah ini menjadi amat sangat sulit dalam penerapannya.Bagaimana mungkin Seseorang bisa melakukan tindakan pencurian sementara lawan dari tindakan tersebut adalah Kejujuran ? Mungkinkah Seorang Pencuri mampu bersikap jujur terhadap Orang yang hartanya Ia ambil tanpa Hak ?? Sang Pemuda pun menyerah pada Akhirnya.Ia tidak berani melakukan tindakan pencurian lagi hanya karena satu pesan Bijak wasiat Baginda Nabi,Jujur !!

Potong Tangannya-Haram-Sesat-Kafir !!! Pernahkah Nabi mengumbar ucapan Ucapan seperti Itu sebagaimana yang akhir akhir ini begitu marak dan meracuni Orang lain itu ?? Kayaknya Enggak Dech ! Senyum Beliau dan Pesan yang Beliau sampaikan dengan cara yang bijak kepada Seorang Pemuda yang berniat tetap ingin mencuri diatas kayaknya malah dapat dan mampu diaplikasikan dengan amat Baik dan Sempurna Oleh para Kyai Kyai dan Tokoh NU. Kisah Seorang Muallaf di Pedalaman Papua dengan Kebiasaan Mengkonsumsi daging Babinya dan Jawaban serta Solusi Bijak bin Cerdas dari Tokoh NU diatas jelas menjadi pertanda yang amat jelas bagi Kita,Bahwa Metode dan Sikap Beragama yang selama ini dijaga dan diaplikasikan dengan baik oleh Para Kyai dan Guru Guru kita sejatinya adalah warisan Baginda Nabi SAW yang terus dijaga dan secara Berkesinambungan diaplikasikan.
#Nderek_NU_Ben_Ora_Edan